Catatan Ilmu Pengetahuan Sosial

Seni Budaya

A. Seni Bangunan
        Budaya islam yang masuk di Indonesia telah mempengaruhi pula bidang seni. Aspek-aspek seni yang berkembang kemudian meliputi seni bangunan, seni pahat, seni tari, gamelan, kaligrafi, dan lain-lain. Dalam bidang seni bangunan terutama masjid dan kraton.
       Masjid adalah tempat beribadah yang biasanya terletak di sebelah barat alun-alun serta tidak terpisah dari pusat kota. Masjid yang terletak di sebelah barat alun-alun sebagai pusat kota ialah masjid Agung/masjid jami.
       Dilihat dari sudut arsitektur maka masjid di Indonesia (khususnya masjid kuno) memiliki corak tersendiri yang di negara lain tidak ada.
      Ciri khusus itu dinyatakan dalam bentuk atapnya yang bertingkat atau sering disebut dengan atap tumpang (ada yang 2,3, dan 4 ada pula yang lima tingkat).
       Bentuk denahnya adalah bujur sangkar (terdapat empat buah saka guru) dan biasanya ditambah dengan bangunan serambi depan atau samping.
       Beberapa conoh masjid kuno:
 1. Masjid Agung Demak = atapnya tiga tingkat
 2. Masjid Agung Banten = atapnya lima tingkat
 3. Masjid Agung Cirebon = atapnya dua tingkat
 4. Masjid Agung Baiturrahman Banda Aceh

B. Seni Ukir/Seni Pahat
     Di dalam agama islam ada suatu karangan (menurut hadist) untuk melukiskan sesuatu makhluk hidup, dan ternyata di indonesia hal ini sangat ditaati betul. Kalau kita sekarang mengunjungi masjid dan bangunan kraton maka akan dapat kita lihat ukiran-ukiran baik pada tiang-tiang, tembok, dan atap yang sangat indah. Di samping itu juga telah berkembang seni Kaligrafi yang sangat erat dengan perkembangan agama islam.

C. Seni Tari
     Seni tari juga sangat erat kaitannya dengan perkembangan agama islam. Di Indonesia daerah terdapat beberapa jenis tarian yang berhubungan dengan nyanyian atau pembacaan tertentu yang berupa shalawat atau lainnya.
     Contoh dari seni tari itu ialah:
    1. Tari Dabus, tarian ini berasal dari daerah Banten dan pada awal tarian dibacakan ayat-ayat tertentu dari Qur'an atau salawat Nabi dan sebagai puncaknya para penarinya menusukkan benda tajam ke dada/badannya.
   2. Tari Seudati/Syaidati, tari ini berasal dari daerah Aceh. Permainan Saudati ini adalah permainan orang besar. Tarian saudati ini juga sering disebut tarian saman, (yang artinya delapan) sebab jumlah penari terdiri dari delapan orang, dan para pemainnya menyanyikan selawat Nabi.

D. Gamelan/Upacara Mauludan
      Sebelum upacara mauludan dimulai, diadakan perayaan sekaten, Setelah benda-benda pusaka disucikan (khususnya gamelan) maka 7 hari menjelang peringatan Maulud Nabi gamelan tersebut dikeluarkan dari istana tepat pukul 00.00 WIB dan di arak ke Masjid Agung kemudian diletakkan di Pogongan (sebelah utara dan Selatan Masjid) dan selama 7 hari itu gamelan dibunyikan (khusus malam jum'at gamelan tidak dibunyikan).
      Pada akhir sekaten yaitu pada malam peringatan Maulid Nabi dibacakan riwayat Nabi Muhammad saw oleh Penghulu Istana yang didengarkan oleh Sultan, kerabat, rakyat dan lainnya. Juga pada keesokan harinya diadakan Upacara GREBEG yaitu keluarnya dua buah gunungan yang dibawa ke halaman masjid Agung untuk diperebutkan. 
      Di bekas pusat kerajaan Islam di Jawa seperti Yogyakarta, Surakarta, Demak, Cirebon terdapat Upacara besar yang disebut GREBEG MAULUD. 

E. Seni Sastra
     Di dalam seni sastra jaman agama islam juga berkembang dengan pesat. Banyak pujangga-pujangga kerajaan yang menulis kesustraan-kesustraan Islam.
      Contohnya:
    1. Sunan Bonang mengembangkan ilmu suluk (dalam bentuk puisi) dalam kitab Bonang.
    2. Hamzah Fansuri menghasilkan puisi-puisi yang mengandung unsur agama.
   3. Ronggowarsito membuat karya sastra yang isinya mengandung ajaran-ajaran agama, misalnya buku  yang bernama SERAT WIRID.


Sumber: Purwanto, Edi. 1987. Sejarah Nasional dan Dunia. Yogyakarta: Armico.
       


@



0 comments:

Post a Comment - Kembali ke Konten

Seni Budaya