Kota Malaka semula hanyalah sebuah kampung nelayan. Menurut cerita, Malaka didirikan oleh Parameswara, seorang bangsawan dari Majapahit.
Dalam abad 15 Malaka berangsur-angsur tumbuh berkembang menjadi bandar besar dan pusat perdagangan di Asia Tenggara. kemudian Malaka juga menjadi pusat agama islam yang penting. Dari Malaka-lah agama islam tersiar masuk kesebagian besar wilayah Indonesia.
Bahwa Malaka dapat berkembang menjadi negara Maritim yang besar di Asia Tenggara disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Letaknya amat starategis: yaitu pada persimpangan jalan perdagangan-pelayaran internasional yang membentang dari Timur Tengah-India-China.
Maka dari itu:
a. Malaka menjadi bandar perbekalan
b. Malaka menjadi bandar transito.
2. Situasi politik menguntungkan:
a. Majapahit tidak mungkin merintangi perkembangan Malaka, karena telah mengalami kemunduran.
b. Kerajaan Siam yang besar-kuat bukan negara Maritim yang berarti. Untuk menghidari bahaya expansi Siam, Malaka cukup "minta perlindungan" kepada kerajaan di Ming di China yang pada waktu itu kuat armadanya tetapi jauh letaknya.
Dalam abad 15 dan permulaan abad 16 Malaka benar-benar menjadi bandar Internasional yang besar. Berbagai pedagang dari Persia, Guajarat, Birma, Indonesia, Pilipina dan China datang berdagang di situ.
Dengan demikian Malaka menjadi titik pertemuan antara bangsa-bangsa Asia.
Adapun pedagang-pedagang Indonesia yang paling banyak mengunjungi Malaka ialah pedagang-pedagang dari pesisir-Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan ada diantara mereka yang bermukim disana. Seperti kita ketahui pedagang-pedagang Jawa menjadi pedagang perantara antara daerah Maluku dengan Malaka. Selain membawa rempah-rempah, mereka juga membawa beras Jawa yang sangat dibutuhkan oleh Malaka.
Karena di Malaka pedagang-pedagang Jawa bergaul dan berhubungan dagang dengan pedagang-pedagang Jawa bergaul dan berhubungan dagang dengan pedagang-pedagang islam dari Gujarat, persia maka lambat laun benyak diantara mereka yang menganut agama islam. mereka lalu menyiarkan agama baru tadi kepada rekan-rekannya di daerah-daerah yang dikunjunginya. Maka dari itu penyiaran agama Islam pada abad-15 terutama di daerah-daerah pesisir yang terletak pada jaringan perdagangan nasional yang membentang dari Maluku hingga Malaka.
Setelah pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan orang Purtugis, agama islam makin tersebar luas di Indonesia.
Adapun sebabnya ialah:
1. Pedagang-pedagang Islam yang semula berada di Malaka lalu memindahkan kegiatannya ke daerah-daerah lain terutama ke Aceh, Banten, Kalimantan Barat dan Makassar.
2. Jalan perdagangan Islam beralih dari Selat Malaka ke Selat Sunda terus menyusur pesisir-Barat Sumatra. Daerah-daerah yang dilalui segera mendapat pengaruh Islam.
3. Raja-raja Islam dari Demak dan Aceh dengan segera menyebarluaskan agama islam ke daerah-daerah yang belum islam.
Tujuannya untuk mencegah masuknya pengaruh Portugis, baik di bidang politik, ekonomi, maupun agama.
Demikian pembahasan mengenai kerajaan Malaka, semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Sumber: Soewarso, Ibnoe. 1985. Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia. Surakarta: Penerbit Widya Duta.
@
Tagged @ Sejarah
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten